Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2009

Panas dan Temperatur

Andaikan kita mengambil satu atom besi atau satu molekul air, apakah kita bisa mengukur temperaturnya? Anggap saja alat ukur temperaturnya sudah sangat canggih seperti mikroskop elektron. Untuk menjawab pertanyaan di atas kita harus mengerti dulu apa itu temperatur atau suhu. Saya lebih suka mengartikan temperatur dengan bahasa seperti ini: "Temperatur adalah tingkat/ukuran kebringasan atau kebrutalan atau lebih halusnya kelincahan rata-rata dari partikel-partikel penyusun suatu zat". Di dalam sepotong besi dan benda lainnya atom-atomnya tidaklah sekedar duduk diam bengong terus tidur dan dapat duit, tapi mereka sangat beringas dalam arti sundul atas, injak bawah, sikut kanan kiri, dorong depan belakang. Semakin beringas atom-atomnya maka kita bisa mengatakan semakin tinggi temperaturnya dan semakin malas atom-atomnya berarti temperaturnya rendah. Jadi berapakah temperatur satu atom besi ? Tentu saja satu atom besi tidak bisa diukur temperaturnya sebab temperatur adalah nilai

Cahaya Matahari Tidak Panas

Cahaya matahari dan cahaya dari sumber lainnya sesungguhnya tidaklah panas, karena cahaya memang bukanlah panas. Cahaya (tampak) adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang panjang gelombang dari Merah sampai violet. Betul bahwa cahaya membawa energi namun energinya bukan dalam bentuk panas tapi dalam bentuk energi gelombang. Panas sendiri adalah tingkat kelincahan molekul-molekul dalam sistem. Makin panas suatu sistem berarti makin lincah gerakan molekul-molekulnya. Mengapa kita merasakan panas jika terkena cahaya matahari terutama di siang hari ? Sebutir bola tenis dilempar dan mengenai dinding, akibatnya dinding yang terkena bola itu akan menjadi lebih panas dari sebelum terkena lemparan bola. Sesungguhnya bola yang bergerak mengandung energi Kinetik. Ketika bola itu menghantam dinding, molekul-molekul dinding menyerap sebagian energi bola. Molekul-molekul yang ketambahan energi ini menjadi lebih lincah dan inilah yang menyebabkan panas bertambah. Begitu juga deng

Proses Spontan

Dulu sewaktu SMA kenangan indah saya adalah panas dingin memikirkan kata-kata "Energi" ,"Kekacauan" dan "proses spontan". Saya akan bingung ketika guru kimia saya bertanya "Demo mahasiswa itu proses spontan apa tidak ?" Ketika saya tidak bisa menjawab dan seluruh kelas pun demikian maka jadilah PR. Saya cari di berbagai literatur rumus-rumus kimia mana yang menerangkan demo mahasiswa spontan atau tidak. Apa yang dimaksud dengan proses spontan, apakah ada hubungannya dengan energi dan kekacauan yang istilah kerennya entropi. Saya baru berfikir bahwa demo mahasiswa dikatakan spontan atau tidak spontan bergantung pada kondisi kesetimbangan energi dan entropi (kekacauan). Manusia telah menemukan suatu hukum Allah bahwa 1. Suatu sistem cenderung untuk mencapai tingkat energi yang sekecil-kecilnya (energi berkurang) 2. Suatu sistem cenderung untuk menaikan tingkat kekacauannya. (entropi bertambah) itulah dua kaidah bahwa suatu proses berlangsung